TNI Sebut Masyarakat Papua Sudah Muak dengan OPM, Kerap Bocorkan Informasi ke Aparat – Kompas – https://bit.ly/3Sz9tiJ – #Opsiin
May 21, 2025 at 07:40AM
TNI Sebut Masyarakat Papua Sudah Muak dengan OPM, Kerap Bocorkan Informasi ke Aparat
Peristiwa | 20 Mei 2025, 20:21 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV – Masyarakat Papua disebut sudah muak dengan keberadaan Organisasi Papua Merdeka atau OPM karena tindakan kekerasan yang kerap dilakukannya.
Demikian hal tersebut dikatakan oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi.
Menurut Kristomei, hal itulah yang kemudian membuat masyarakat terdorong untuk melaporkan keberadaan OPM kepada aparat TNI.
Menurut Kristomei, pihak TNI mengetahui keberadaan OPM di kampung-kampung tidak lain karena mendapat informasi dari masyarakat.
"Informasi keberadaan dan kedatangan OPM ke kampung itu pun berdasarkan informasi yang didapat dan dibantu oleh masyarakat," kata Kristomei dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/5/2025).
"Yang sudah muak dengan kelakuan OPM yang selalu mengintimidasi, mengancam, memperkosa, bahkan membunuh masyarakat secara kejam," imbuhnya.
Kristomei mencontohkan peristiwa baku tembak pada 14 Mei 2025 di Kabupaten Puncak misalnya.
Hal itu terjadi setelah prajurit TNI memperoleh informasi keberadaan OPM dari masyarakat.
Pada peristiwa baku tembak itu Kristomei menyebut terdapat 18 orang tewas. Ia memastikan seluruh korban tewas dalam baku tembak itu adalah anggota OPM.
Meskipun hal tersebut dibantah oleh pihak OPM, kata Kristomei, namun masyarakat telah mengonfirmasi seluruh korban ada anggota OPM.
"18 korban kontak tembak yang terjadi pada tanggal 14 Mei 2025 seluruhnya anggota OPM. Hal itu sudah dikonfirmasikan kepada masyarakat setempat," ujarnya.
Lebih lanjut, Kristomei menuturkan, OPM kerap melakukan propaganda, yakni dengan menyebut korban tewas dalam baku tembak itu adalah warga sipil. Menurutnya, hal itu merupakan strategi OPM.
Srategi tersebut pernah dilakukan mereka ketika membunuh tenaga pengajar dan kesehatan. Pada saat itu, mereka menyebutkan korban adalah anggota TNI.
"Propaganda bahwa yang ditembak adalah masyarakat sipil seperti itu selalu dilakukan oleh gerombolan OPM," ujar Kristomei.
"Sama halnya ketika OPM membunuh guru dan tenaga kesehatan yang memang masyarakat sipil biasa, namun dituduh sebagai anggota TNI," katanya.
Meskipun demikian, TNI menyatakan tetap membuka ruang bagi anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"TNI dengan tangan terbuka apabila ada anggota OPM yang menyadari kekeliruannya dan ingin kembali jadi warga negara yang baik dan sama-sama membangun Papua, seperti dilakukan beberapa anggota OPM lainnya beberapa hari yang lalu," kata Kristomei.
Adapun OPM melalui juru bicaranya, Sebby Sambom, sebelumnya membenarkan ada anggotanya yang tewas dalam baku tembak dengan Satgas Habema.
Namun, korban tewas hanya tiga orang. Sebby mengungkapkan, tiga anggota OPM yang tewas adalah Gus Kogoya, Notopinus Lawiya, dan Kanis Kogoya.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas.com
Artikel ini juga terbit di https://bit.ly/3Sz9tiJ
from Pinfo – Pastikubisa https://ift.tt/sw6jkz9
via IFTTT
Comments
Post a Comment