Indonesia-Uni Eropa Sepakat Akhiri 9 Tahun Negosiasi IU-CEPA: 80% Ekspor RI Bebas Bea Masuk – Warta Ekonomi – https://bit.ly/3FsQLq4 – #Opsiin

June 09, 2025 at 01:50PM

Indonesia-Uni Eropa Sepakat Akhiri 9 Tahun Negosiasi IU-CEPA: 80% Ekspor RI Bebas Bea Masuk

airlangga_hartarto_082921_small.jpg

airlangga_hartarto_082921_small.jpg Warta Ekonomi, Jakarta –

Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa secara resmi menyatakan telah menyelesaikan negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IU-CEPA) setelah melalui proses panjang selama sembilan tahun dan 19 putaran perundingan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa perjanjian ini akan membuka jalan bagi lebih dari 80% produk ekspor Indonesia untuk mendapatkan pembebasan tarif masuk ke pasar Eropa.

Baca Juga: Bandara Supadio Resmi Berstatus Internasional, Siap Genjot Ekspor dan Pariwisata

Dalam konferensi pers bersama Duta Besar RI untuk Uni Eropa, Andri Hadi, Airlangga menekankan bahwa IU-CEPA merupakan tonggak penting dalam upaya Indonesia memperkuat perdagangan dan investasi dengan mitra strategis global.

"Pertemuan terakhir kami dengan EU Commissioner for Trade and Economic Security, Maroš Šefčovič, menandai selesainya seluruh isu teknis. Ini menunjukkan komitmen kuat dari kedua belah pihak untuk menyelesaikan perjanjian yang saling menguntungkan," kata Airlangga dari Brussel, Sabtu (7/6/2025).

Perjanjian ini diyakini akan memberikan manfaat ekonomi signifikan bagi kedua pihak. Uni Eropa dengan populasi 450 juta dan PDB mencapai USD 19,5 triliun, serta Indonesia dengan 282 juta penduduk dan ekonomi senilai USD 1,4 triliun, membentuk potensi pasar gabungan yang sangat besar. Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Uni Eropa pada 2024 mencapai USD 30,1 miliar dengan surplus perdagangan sebesar USD 4,5 miliar di pihak Indonesia.

"Dengan IU-CEPA, 80% barang ekspor Indonesia akan dikenakan tarif bea masuk 0%. Ini sangat krusial, mengingat selama ini kita harus bersaing dengan negara seperti Vietnam yang sudah lebih dulu menikmati tarif preferensial," tambah Airlangga.

Kesepakatan juga mencakup sektor-sektor prioritas yang menjadi unggulan Indonesia, antara lain industri padat karya seperti alas kaki, tekstil, dan garmen, serta komoditas utama seperti kelapa sawit dan produk perikanan. Airlangga menyebutkan bahwa Uni Eropa telah menyetujui untuk memberikan level playing field terhadap ekspor perikanan Indonesia, sejajar dengan negara-negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina.

Lebih lanjut, produk-produk dari hasil hutan, termasuk kelapa sawit, akan mendapatkan perlakuan khusus dalam kerangka kebijakan keberlanjutan Uni Eropa, terutama terkait dengan aturan deforestasi dan due diligence regulation (UDR).

Setelah seluruh substansi negosiasi disepakati, tahap berikutnya adalah proses legal drafting dan ratifikasi yang akan melibatkan 27 negara anggota Uni Eropa dan DPR RI. Pemerintah optimistis proses ini dapat diselesaikan dalam waktu 1–2 tahun ke depan.

"Ini adalah perjanjian strategis yang tak hanya menghapus hambatan tarif dan non-tarif, tetapi juga membuka jalan bagi kerja sama ekonomi yang lebih dalam, termasuk pengembangan energi terbarukan dan ekosistem kendaraan listrik," jelas Menko Perekonomian itu.

Dubes RI untuk Uni Eropa, Andri Hadi, menambahkan bahwa IU-CEPA merupakan bagian dari strategi diplomasi ekonomi Indonesia dalam menghadapi dinamika global yang penuh ketidakpastian.

"Dengan adanya kesepakatan ini, Indonesia telah menunjukkan bahwa kita mampu menjadi mitra setara di panggung ekonomi dunia," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Artikel ini juga terbit di https://bit.ly/3FsQLq4



from Pinfo – Pastikubisa https://ift.tt/tCfszZw
via IFTTT

Comments