Takut Dikecam Dunia , Israel ‘Cuci Tangan’ dan Tuding Hamas Biang Kelaparan di Gaza – Halaman all – TribunNews – https://bit.ly/44XVJUd – #Opsiin
July 24, 2025 at 06:09PM
Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah
Takut Dikecam Dunia , Israel 'Cuci Tangan' dan Tuding Hamas Biang Kelaparan di Gaza – Halaman all – TribunNews
TRIBUNNEWS.COM – Israel membantah sebagai penyebab kelaparan massal di Gaza, Palestina.
Mereka justru menuding Hamas serta lembaga internasional seperti PBB sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam kasus tersebut.
Pernyataan tersebut dilontarkan Juru bicara Pemerintah Israel, David Mencer setelah terus menerus dihujani kritik dari komunitas internasional soal krisis kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
"Tidak ada kelaparan yang disebabkan Israel. Yang ada hanya kekurangan pangan yang direkayasa oleh Hamas," tegas Mencer dalam pernyataan yang dikutip AFP.
Menurutnya, Hamas menahan distribusi bantuan, menjarah, bahkan menjual bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza dengan harga tinggi.
Ia juga menuding PBB dan mitranya gagal mengangkut truk bantuan yang sudah diperiksa dan siap masuk dari sisi Israel.
Pernyataan tersebut turut diperkuat klaim dari badan militer Coordination of Government Activities in the Territories (COGAT).
CIGAT mengatakan, Israel telah menyediakan lebih dari cukup akses bagi bantuan internasional untuk masuk ke Gaza.
Namun yang menjadi masalah adalah kegagalan PBB dalam menyalurkan bantuan tersebut ke titik-titik krisis.
"Kami telah menambah titik akses, memperpanjang jam operasional, dan menyusun rencana bersama dengan PBB," ujar juru bicara COGAT.
WHO: Ini Tragedi Buatan Manusia
Berbanding terbalik dengan pernyataan Israel, WHO menyatakan, Gaza saat ini mengalami tingkat kelaparan terburuk.
WHO juga menyebut hal ini sebagai bencana buatan manusia akibat blokade berkepanjangan dan terbatasnya distribusi bantuan.
Sejak agresi militer Israel berlanjut ke berbagai zona di Gaza, aliran bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut menyusut drastis.
Baca juga: Krisis Gaza Makin Parah, 111 Organisasi Desak Israel Hentikan Blokade: 80 Anak Tewas Kelaparan
Jika sebelumnya sekitar 500 truk bantuan masuk setiap hari, kini jumlah itu merosot tajam menjadi hanya 28 hingga 70 truk per hari.
Mereka juga melaporkan banyak bantuan kemanusiaan tertahan di perbatasan karena izin dari otoritas Israel tak kunjung diterbitkan, sehingga ribuan ton logistik tak dapat disalurkan ke warga yang sangat membutuhkan.
Situasi semakin memprihatinkan ketika proses distribusi pun berisiko tinggi. Militer Israel beberapa kali menembaki warga yang antre bantuan.
Insiden paling parah menyebabkan 90 orang tewas saat berebut pasokan makanan.
Kasus tersebut menambah daftar panjang korban perang Gaza yang kini melampaui 59.000 orang sejak konflik antara Hamas dan Israel pecah pada Oktober 2023.
"Warga sudah kehabisan makanan, mereka antre sepanjang malam hanya untuk sekarung tepung. Tapi banyak dari mereka malah ditembak atau terinjak dalam kekacauan," ujar salah satu relawan dari Doctors Without Borders.
Selain krisis makanan, krisis ekonomi juga menghantam keras warga Gaza serta memicu lonjakan korban jiwa.
Tercatat per Juli 2025 harga bahan pokok seperti tepung melonjak hingga 400 dolar AS per 25 kg, dan gas langka serta dijual di pasar gelap.
Akibatnya warga mulai mengonsumsi dedaunan, makanan hewan, atau air yang tidak layak konsumsi untuk bertahan hidup.
Suara Kecaman Internasional Meningkat
Merespons kekejaman yang dilakukan Israel, 25 negara Barat secara terbuka menyerukan penghentian perang di Gaza.
Dalam pernyataan bersama, para pemimpin dunia menyebut penderitaan rakyat Palestina telah "mencapai titik terendah baru" dan "perang ini harus diakhiri sekarang."
Pernyataan tersebut datang dari gabungan negara-negara Uni Eropa, termasuk Prancis, Jerman, Belanda, Irlandia, hingga negara-negara Amerika Latin serta beberapa sekutu tradisional Israel yang selama ini cenderung bersikap hati-hati.
"Skala kehancuran dan penderitaan warga sipil di Gaza tidak dapat lagi dibenarkan. Dunia tidak bisa tinggal diam," bunyi salah satu bagian dalam dokumen yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Irlandia, dilansir dari The Times of Israel.
Sejumlah pejabat tinggi Uni Eropa bahkan menyebut kepemimpinannya "menghambat proses perdamaian.".
Beberapa negara seperti Spanyol dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina dan mengurangi kerja sama bilateral dengan Israel.
Seruan tersebut menambah daftar panjang negara-negara yang mulai menarik dukungan moral dan politik terhadap Israel dalam operasi militer di Jalur Gaza yang telah berlangsung lebih dari sembilan bulan.
(Tribunnews.com/Namira)
Artikel ini juga terbit di https://bit.ly/44XVJUd
from Pinfo – Pastikubisa https://ift.tt/g1eGsAI
via IFTTT
Comments
Post a Comment