Tren Sound Horeg Makin Populer, Pakar THT Ingatkan Risiko Kebisingan Ekstrem – Gnews – https://bit.ly/46qXo7i – #Opsiin
July 24, 2025 at 10:05PM
Kesehatan,
Tren Sound Horeg Makin Populer, Pakar THT Ingatkan Risiko Kebisingan Ekstrem
G-news.id, Jakarta – Fenomena sound horeg kian menjamur dan menjadi bagian dari hiburan populer di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Dengan ciri khas penggunaan speaker besar berdaya tinggi, pertunjukan sound horeg sering menjadi pusat perhatian dalam berbagai acara hajatan maupun pentas seni jalanan.
Tak hanya menyuguhkan dentuman musik yang menggelegar, pertunjukan ini juga kerap dilengkapi efek visual mencolok seperti lampu strobo dan asap buatan yang menambah sensasi pesta. Namun, di balik kemeriahannya, muncul keresahan dari sebagian masyarakat yang merasa terganggu dengan kebisingan yang ditimbulkan.
Keluhan warga bukan tanpa alasan. Suara sound horeg yang bisa mencapai tingkat kebisingan sangat tinggi dinilai mengancam kenyamanan hingga kesehatan pendengaran. Polemik pun muncul, memperdebatkan antara pelestarian hiburan rakyat dengan dampaknya terhadap ketenangan lingkungan.
Menanggapi persoalan ini, dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT) dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, dr. Fikri Mirzaputranto, mengingatkan pentingnya menjaga jarak aman dari sumber suara keras seperti sound horeg demi melindungi masyarakat yang tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut.
"Pertanyaannya adalah bagaimana melindungi orang yang tidak berhubungan langsung dengan kesenian tersebut," ujar dr. Fikri dalam program Catatan Demokrasi yang disiarkan melalui kanal YouTube tvOneNews, Selasa (22/7/2025).
Menurutnya, jarak merupakan kunci sederhana untuk mengurangi risiko gangguan pendengaran akibat paparan suara ekstrem. "Yang paling simpel adalah jarak," katanya.
Ia menambahkan, intensitas suara menurun seiring bertambahnya jarak dari sumber bunyi. Untuk tingkat kebisingan sound horeg yang bisa mencapai 130 desibel (dB), dr. Fikri menyebut jarak aman yang cukup signifikan.
"2 kilometer," tegasnya saat menjawab pertanyaan mengenai jarak ideal agar masyarakat sekitar tidak terdampak secara langsung.
Pernyataan ini menambah dimensi baru dalam diskusi publik mengenai keberadaan sound horeg di ruang-ruang terbuka. Di satu sisi, sound horeg dianggap sebagai bentuk ekspresi budaya yang patut dihargai. Namun di sisi lain, aspek kesehatan dan kenyamanan warga sekitar tak bisa diabaikan.
Hingga kini, diskursus terus bergulir di antara pelaku seni, penikmat hiburan, warga terdampak, hingga pemerintah daerah. Upaya mencari titik temu antara pelestarian budaya dan perlindungan terhadap hak publik atas lingkungan yang tenang menjadi tantangan bersama yang perlu segera dituntaskan.(RedG/***)
Artikel ini juga terbit di https://bit.ly/46qXo7i
from Pinfo – Pastikubisa https://ift.tt/Ciq4wc2
via IFTTT
Comments
Post a Comment