Waspadai Sindrom Nefrotik, Pakar Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini pada Anak – TVRI – https://ift.tt/6518q4J #BerbagiInformasi
July 08, 2025 at 10:05PM
Kesehatan,
Waspadai Sindrom Nefrotik, Pakar Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini pada Anak
Waspadai Sindrom Nefrotik, Pakar Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini pada Anak
Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Kebocoran protein dalam urine atau dikenal sebagai sindrom nefrotik pada anak menjadi perhatian serius kalangan medis. Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa, 8 Juli 2025, para ahli menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah dampak jangka panjang berupa penyakit ginjal kronik.
Ahmedz Widiasta dari UKK Nefrologi IDAI yang bertindak sebagai moderator menjelaskan bahwa sindrom nefrotik bukanlah kondisi yang lazim, namun bila terjadi dapat menimbulkan gejala serius seperti pembengkakan (edema) dan peningkatan kolesterol pada anak.
"Protein yang seharusnya tersaring dan dipertahankan dalam tubuh malah bocor ke urine. Ini bisa memicu gangguan keseimbangan cairan, tekanan onkotik menurun, dan menyebabkan pembengkakan hingga risiko kerusakan ginjal jangka panjang," kata Ahmedz dalam keterangan yang diterima tvrinews.com melalui zoom, Selasa, 8 Juli 2025.
Pakar ginjal anak, Heru dan Ahmedz, memaparkan bahwa sebagian besar kasus sindrom nefrotik pada anak bersifat idiopatik, yaitu tidak diketahui penyebab pastinya. Namun, faktor imunologis dan genetik berperan. Sekitar 80 persen kasus merespons baik terhadap terapi steroid, namun selebihnya bisa berkembang menjadi kondisi resisten obat bila tidak ditangani secara tepat.
Gejala dan Bahaya Laten
Gejala awal biasanya berupa bengkak di sekitar mata saat bangun tidur. Namun ada pula kasus yang tidak menunjukkan tanda-tanda fisik mencolok, sehingga berisiko tidak terdeteksi. Kondisi ini, jika berlangsung lebih dari tiga bulan, dapat berkembang menjadi penyakit ginjal kronik bahkan gagal ginjal stadium akhir.
"Bahaya jangka pendeknya meliputi gangguan pernapasan karena cairan yang menumpuk di paru, dan sirkulasi darah yang terganggu. Sedangkan jangka panjangnya adalah gagal ginjal kronik yang berpotensi menyebabkan anak harus menjalani cuci darah seumur hidup," ungkap Heru.
Pentingnya Skrining dan Pencegahan
Pemeriksaan urine secara berkala menjadi langkah utama untuk deteksi dini. Dalam sebuah skrining pada 280 pelajar SMA, ditemukan sekitar 160 siswa menunjukkan tanda-tanda proteinuria (kebocoran protein dalam urine), sebagian tanpa gejala.
"Skrining satu kali setahun untuk anak usia 3 tahun ke atas sangat penting. Pencegahan sekunder juga krusial jangan sampai kebocoran protein berlanjut hingga menimbulkan kerusakan ginjal permanen," jelas Ahmedz.
Faktor pemicu kekambuhan antara lain infeksi saluran napas, gigi berlubang, dan diare. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan kesehatan dasar anak juga menjadi bagian penting dalam pencegahan sindrom nefrotik.
Peran Keluarga dan Media
Para pakar menekankan pentingnya kolaborasi antara dokter, orang tua, rumah sakit, dan komunitas dalam menangani penyakit ini. Media massa pun diharapkan berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi kesehatan.
"Deteksi dini akan jauh lebih hemat daripada biaya pengobatan penyakit ginjal kronik. Kami berharap BPJS juga bisa mempertimbangkan klaim khusus untuk skrining urine secara rutin, karena biayanya hanya sekitar Rp800 per anak per tahun jauh lebih murah dibanding biaya cuci darah seumur hidup," tutup Ahmedz.
Pemeriksaan urine rutin, edukasi orang tua, dan pengobatan yang tepat menjadi kunci utama agar anak-anak terbebas dari risiko penyakit ginjal kronik di masa depan.
Baca Juga:
Editor: Redaksi TVRINews
Artikel ini juga terbit di https://ift.tt/BIVmhEN
from Pinfo – Pastikubisa https://ift.tt/OiDWZzj
via IFTTT
Comments
Post a Comment